Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
dimana penyebabnya masih belum dapat dipastikan. Namun ada faktor-faktor
yang diduga dapat memicu terjadinya penyakit anemia aplastik ini.
Faktor-faktor penyebab yang dimaksud antara lain:
?Penyakit kongenital atau menurun seperti anemia fanconi, dyskeratosis
congenita, sindrom Pearson, sindrom Dubowitz dan lain-lain. Diduga
penyakit-penyakit ini memiliki kaitan dengan kegagalan sumsum tulang
yang mengakibatkan terjadinya pansitopenia (defisit sel darah).
Menurut sumber referensi yang lain, penyakit-penyakit yang baru saja
disebutkan merupakan bentuk lain dari anemia aplastik (Hematologi Klinik
Ringkas; Prof. Dr. I Made Bakta).
? Zat-zat kimia yang sering menjadi penyebab anemia aplastik misalnya
benzen, arsen, insektisida, dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut
biasanya terhirup ataupun terkena (secara kontak kulit) pada seseorang.
? Obat seperti kloramfenikol diduga dapat menyebabkan anemia aplastik.
Misalnya pemberian kloramfenikol pada bayi sejak berumur 2 – 3 bulan
akan menyebabkan anemia aplastik setelah berumur 6 tahun. America
Medical Association juga telah membuat daftar obat-obat yang dapat
menimbulkan anemia aplastik. Obat-obat yang dimaksud antara lain:
Azathioprine, Karbamazepine, Inhibitor carbonic anhydrase,
Kloramfenikol, Ethosuksimide, Indomethasin, Imunoglobulin limfosit,
Penisilamine, Probenesid, Quinacrine, Obat-obat sulfonamide,
Sulfonilurea, Obat-obat thiazide, Trimethadione.
? Radiasi juga dianggap sebagai penyebab anemia aplastik ini karena
dapat mengakibatkan kerusakan pada sel induk ataupun menyebabkan
kerusakan pada lingkungan sel induk. Contoh radiasi yang dimaksud antara
lain pajanan sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan radioaktif
(misalnya dari ledakan bom nuklir). Paparan oleh radiasi berenergi
tinggi ataupun sedang yang berlangsung lama dapat menyebabkan kegagalan
sumsum tulang akut dan kronis maupun anemia aplastik.
? Selain radiasi, infeksi juga dapat menyebabkan anemia aplastik.
Misalnya seperti infeksi virus Hepatitis C, EBV, CMV, parvovirus, HIV,
dengue dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar